Surabaya – Dosen Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Gizi Fakulas Kesehatan (FKes) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Fildzah Karunia Putri,S.Gz.,MSc menilai dampak virus corona banyak masyarakat yang memilih untuk masak sendiri untuk memenuhi kebutuhan gizi sebagai kebiasaan baru.

Pendemi virus corona telah merubah gaya hidup masyarakat di berbagai belahan dunia, terutama di Indonesia. Perubahan itu terjadi disegala macam seperti bekerja, bersosialisasi hingga bagaimana kita makan. “Kebiasaan makan di restauran atau warung yang biasa dilakukan oleh masyarakat, sekarang menjadi hal yang dirindukan,” jelas Fildzah, Jumat (8/5).

Perubahan secara permanen akan terjadi seperti kebiasaan memasak dirumah dan makan masakan rumah. “Banyaknya waktu di rumah membuat masyarakat memilih untuk masak makanan mereka sendiri,” ucapnya.

Kebiasaan baru ini akan meningkatkan status gizi dan menurunkan resiko terjadinya penyakit degeneratif kronis, seperti diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskular. “Jika kota masak sendiri bisa mengontrol bahan makanan yang digunakan serta cara pengelolahan untuk makanan yang akan kita konsumsi,” ucap Fildzah.

Ada beberapa hal yang menjadi kebiasaan baru yang dapat meningkatkan status gizi masyarakat setelah pandemi ini terjadi. Pertama, meningkatkan konsumsi bahan pangan lokal yang dapat memenuhi kebutuhan gizi dengan harga terjangkau. “Dengan masak sendiri kita bisa mengalokasikan bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi kita dan keluarga,” ucap Fildzah.

Setelah itu, berbagi makanan bergizi dengan orang lain yang belum bisa mengakses makanan. Ketiga, bekreasi membuat resep makanan sehat yang praktis dan terjangkau.

“Adanya pandemi ini memberikan hikmah bagi kita semua untuk lebih memperhatikan apa yang kita konsumsi untuk memenuhi gizi kita dan kekuarga sendiri,” ucap Fildzah.