Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM., CFP., ANZIIF (Assoc) CIP., dosen Manajemen FEBTD UNUSA mencoba memberikan tips pengelolaan keuangan bagi para mahasiswa. Yuk, Check it out!
Pada masa-masa seperti sekarang, pengelolaan keuangan harus dilakukan dengan sebaik dan secermat mungkin. Pengelolaan ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan di tingkat rumah tangga, namun bisa dimulai sedini mungkin.
Mahasiswa atau yang masuk dalam kategori generasi Z saat ini juga sebaiknya mulai memperhatikan dan menerapkan cara mengelola keuangan pribadi dengan maksimal.
Para mahasiswa sering kali menggunakan alasan ingin bersenang-senang dan memaksimalkan masa muda untuk menggunakan uang yang mereka miliki. Hal tersebut sering kali membuat mereka kemudian kebingungan ketika harus mengelola keuangan ketika sudah mampu memperoleh penghasilan sendiri setelah lulus kuliah dan mulai bekerja.
Pengelolaan keuangan untuk tingkat mahasiswa sendiri tidak harus mengorbankan uang untuk melulu disimpan dan ditabung dan sama sekali tidak boleh bersenang-senang. Pentingnya pengelolaan keuangan adalah bagaimana kita bisa menikmati kehidupan masa kini dan tetap merasa aman di masa depan.
Selain itu, penting juga mulai mengelola keuangan dengan baik sejak mahasiswa karena kita tidak pernah tahu kendala dan cobaan apa yang akan di depan. Sehingga ketika hal tersebut terjadi, kita sudah lebih siap secara finansial dalam menghadapinya.
Cara paling mudah untuk mengelola keuangan personal bagi anak muda atau mahasiswa adalah penerapan siste, 50/30/20. Namun sebelum memasuki pengelompokan tersebut, sebaiknya mahasiswa menciptakan tujuan keuangan.
Tujuan keuangan atau goal adalah bagaimana target yang ingin dicapai dalam kurun waktu mendatang. Misalkan, dalam lima tahun lagi, saya ingin memiliki sepeda motor yang dibeli dengan uang tabungan sendiri. Penciptaan goal tersebut bertujuan untuk membulatkan tekad dan meningkatkan kedisiplinan dalam mengelola keuangan.
Setelah memiliki capaian atau goal, bisa langsung mengelompokkan pemasukan bulanan ke dalam kategori 50. Kategori 50 yakni 50 persen dari pemasukan, digunakan untuk kebutuhan dasar dan penting.
Kebutuhan ini termasuk belanja bulanan, makanan sehari-hari, kebutuhan sehari-hari termasuk air, listrik, sewa kamar kosan, internet, biaya transportasi (bensin), pulsa, dan berbagai kebutuhan primer lainnya.
Setelah memasukkan ke dalam kategori ini, berikutnya adalah memasukkan ke dalam kategori 30. Kategori 30 yakni menggunakan 30% dari pemasukan untuk kebutuhan yang tidak mendasar namun membawa kebahagiaan dan kesenangan bagi kita.
Yang masuk kategori 30 adalah biaya untuk nongkrong bersama teman-teman, biaya berlangganan Netflix, Spotify, Viu, games, perawatan tubuh seperti ke salon, membeli skincare, dan berbagai kebutuhan sekunder lain yang menghadirkan kesenangan.
Yang terakhir adalah memasukkan ke dalam kategori 20. Kategori 20 ini adalah menggunakan 20% dari total pemasukan kita untuk tabungan. Kategori ini diasumsikan jika mahasiwa tidak memiliki utang. Kategori ini termasuk menyisihkan untuk sedekah/amal, tabungan secara garis besar dan penyisihan untuk dana darurat.
Setelah terbiasa melaksanakan praktik pengelolaan keuangan tersebut dengan disiplin dan komitmen, di masa yang akan datang, mahasiswa bisa menggunakan total uang tabungannya untuk mencapai goal yang sudah diciptakan sebelumnya.
Lebih jauh lagi, apabila lebih maksimal, mahasiswa bahkan bisa menggunakan uang tabungan tadi untuk memulai bisnis atau usaha sendiri. Ketika nominal di tabungan sudah mulai besar, mahasiswa bisa mengalihkannya untuk investasi.
Perlu dipahami juga bahwa dalam menerapkan pengelolaan yang baik, biasakan untuk menyisihkan pemasukan kita ke dalam pos tabungan terlebih dahulu sebelum pengeluaran untuk konsumsi.
Biasakan juga untuk patuh pada pengelolaan yang sudah dibuat agar goal lekas tercapai. Setelah satu goal tercapai, kita bisa lanjut untuk menciptakan goal-goal lainnya dengan jumlah yang lebih besar. *
Komentar Terbaru