Tim Pengmas-KKN Bersama Ka. Sekolah dan Pembina OSIS

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kembali menunjukkan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan. Kali ini, SMKN 1 Driyorejo Kabupaten Gresik menjadi tempat dilaksanakannya program bertajuk “Pemanfaatan Aplikasi Buta Warna Sebagai Langkah Awal dalam Pendeteksian Buta Warna Siswa.” Program ini hadir sebagai solusi inovatif dalam upaya mendeteksi gangguan buta warna pada siswa sejak dini melalui pendekatan digital.

Gangguan buta warna, meskipun tidak menimbulkan rasa sakit atau kelainan fisik mencolok, dapat berdampak besar terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran, khususnya di jurusan berbasis visual seperti desain grafis, teknik komputer, atau elektronika. Sayangnya, masih banyak sekolah yang belum melakukan tes buta warna sebagai bagian dari proses seleksi masuk atau asesmen awal siswa.

Sebelum kegiatan ini dilakukan, proses tes buta warna di SMKN 1 Driyorejo hanya mengandalkan buku Ishihara secara manual. Metode ini dinilai kurang efisien, memakan waktu, dan tidak praktis untuk dilakukan secara massal dalam waktu singkat. Selain itu, hasil tes sering kali tidak terdokumentasi secara sistematis, sehingga menyulitkan guru dalam melakukan tindak lanjut.

Melihat permasalahan tersebut, tim pengabdian dari perguruan tinggi bersama mahasiswa KKN menawarkan solusi berupa aplikasi digital tes buta warna. Aplikasi ini memungkinkan siswa melakukan tes secara mandiri menggunakan perangkat Android maupun komputer, dengan hasil yang langsung ditampilkan dan tersimpan secara digital.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam empat tahapan visitasi. Tahap pertama dilakukan survei kebutuhan dan koordinasi dengan pihak sekolah. Selanjutnya, tahap kedua berupa sosialisasi dan edukasi kepada siswa dan guru terkait pentingnya deteksi dini buta warna. Pada tahap ketiga, dilakukan simulasi dan pelaksanaan tes digital. Terakhir, tahap keempat digunakan untuk evaluasi serta penyerahan modul dan SOP penggunaan aplikasi.

Tidak kurang dari 180 peserta terlibat langsung dalam kegiatan ini, mulai dari siswa kelas X dan XI, guru bimbingan konseling, hingga pengurus OSIS. Para siswa antusias mengikuti tes, sementara guru-guru yang hadir mendapatkan pelatihan penggunaan aplikasi agar dapat mengelola dan mendokumentasikan hasil tes secara mandiri ke depannya.

Salah satu guru, Bapak Darmawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru. “Kami jadi tahu bahwa siswa yang mengalami buta warna tidak selalu menyadari kondisinya. Tes digital ini sangat membantu kami dalam mendeteksi sejak awal dan memberi arahan pendidikan yang lebih tepat,” ujarnya.

Dampak dari kegiatan ini tidak hanya dirasakan selama program berlangsung. Kepala sekolah SMKN 1 Driyorejo, Bapak Drs. Suyono, M.M, menyatakan bahwa aplikasi ini dapat dimanfaatkan tahun depan pada saat proses penerimaan siswa baru, dengan adanya aplikasi ini proses seleksi khususnya pada tahap tes buta warna akan lebih membantu panitia penerimaan siswa baru dan hasil dapat terdokumentasi dengan baik. “Inovasi ini sangat relevan. Siswa dapat lebih siap, dan sekolah bisa menempatkan siswa sesuai dengan potensi dan kondisi visual mereka,” ucapnya.

Mahasiswa KKN yang terlibat juga mendapatkan pembelajaran penting. Mereka tidak hanya melakukan pengabdian, tetapi juga terlibat dalam proses pemberdayaan dan transfer teknologi di lingkungan pendidikan. Proses ini melatih kemampuan komunikasi, kerja sama lintas institusi, serta pemecahan masalah berbasis kebutuhan masyarakat.

Program ini membuktikan bahwa pengabdian masyarakat tidak harus berskala besar untuk memberikan dampak nyata. Melalui pendekatan sederhana, murah, namun tepat sasaran seperti ini, kualitas pendidikan dan layanan kesehatan dasar di sekolah dapat ditingkatkan secara signifikan.

Harapannya, kegiatan serupa dapat diimplementasikan lebih luas ke sekolah-sekolah lain di wilayah Gresik bahkan nasional. Deteksi dini buta warna melalui aplikasi digital bisa menjadi standar baru dalam asesmen awal pendidikan kejuruan, demi menciptakan lulusan yang lebih siap dan sesuai dengan tuntutan dunia kerja.