Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) terus berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat dengan menyelenggarakan edukasi keuangan dan pelatihan manajemen gaya hidup bagi ibu-ibu PKK. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2025 sebagai bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membantu ibu PKK membangun kebiasaan pengelolaan keuangan rumah tangga yang lebih baik dan bijak, sekaligus mengenalkan cara sederhana dalam mengatur pengeluaran sehari-hari. Pelatihan yang diikuti oleh para anggota PKK ini dipandu langsung oleh tim UNUSA yang terdiri dari dosen pembimbing Dr. Hidayatul Khusnah, S.Pd., M.Sc dan mahasiswa Program Studi Akuntansi yaitu Adi Trisna Nugraha dan M. Firmanda Julianto.
Bagi ibu rumah tangga, literasi keuangan bukan sekadar teori yang rumit, melainkan kemampuan praktis yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. “Literasi keuangan adalah kemampuan membaca situasi ekonomi keluarga, menghitung risiko finansial, dan mengambil keputusan cerdas berkelanjutan” jelas Hidayatul Khusnah pemateri utama. Meningkatkan literasi keuangan bukan tanpa tujuan. Ada beberapa tujuan strategis yang ingin kita capai bersama demi keluarga yang lebih kuat finansialnya diantaranya: mencegah krisis finansial, melawan gaya hidup konsumtif dan membangun finansial yang efektif.
Kegiatan ini diawali dengan pelaksanaan pretest untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal ibu-ibu dalam mengelola keuangan rumah tangga. Edukasi keuangan membantu keluarga terbebas dari utang, menjaga keharmonisan rumah tangga, serta mempersiapkan mereka menghadapi situasi darurat. Sebagai contoh, sebuah keluarga di Sidoarjo berhasil mengurangi utang konsumtif mereka hingga 72% dengan menerapkan metode Snowball. Selain itu, 89% pasangan yang rutin menyusun anggaran bersama melaporkan berkurangnya konflik, dan keluarga yang memiliki dana darurat yang cukup tidak perlu berutang saat menghadapi kebutuhan mendesak.
Kunci mengubah kebiasaan konsumtif adalah menggantinya dengan hal yang lebih bermanfaat. Misalnya, uang belanja online bisa dialihkan ke reksa dana dan menghasilkan Rp 7,4 juta setahun jika rutin menabung Rp 500 ribu per bulan. Nongkrong di kafe bisa diganti dengan kegiatan PKK yang menghemat Rp 1,5 juta per bulan sekaligus menambah ilmu. Program “Detox Berjamaah” PKK dengan grup WhatsApp harian telah menurunkan belanja impulsif anggota hingga 63% dalam tiga bulan. “Perubahan gaya hidup konsumtif bukan soal menahan keinginan, melainkan perjalanan menuju kesadaran finansial dengan dukungan komunitas” ungkap Adi Trisna Nugraha salah satu mahasiswa UNUSA.
Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktik penerapan manajemen keuangan rumah tangga. Melalui praktik ini, diharapkan para ibu dapat mengenali pengeluaran sehari-hari dan terdorong untuk mengelola keuangan rumah tangga mereka dengan lebih bijak, sehingga dapat “mengatur pemasukan dan pengeluaran secara seimbang serta memprioritaskan kebutuhan keluarga dengan tepat” ungkap M. Firmanda Julianto salah satu mahasiswa UNUSA.
Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan pelaksanaan postest untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman ibu PKK setelah mengikuti materi dan praktik edukasi pengelolaan keuangan dalam rumah tangga. Kegiatan ini membantu ibu PKK memahami pentingnya literasi keuangan serta membentuk kebiasaan finansial yang sehat. Program pengabdian masyarakat ini juga menumbuhkan kesadaran kritis mereka dalam mengelola keuangan. Hal ini mencerminkan peran UNUSA dalam meningkatkan literasi pengelolaan keuangan rumah tangga secara lebih efektif.
Komentar Terbaru