Di era digital yang serba cepat, konsep Fear of Missing Out (FOMO) telah menjadi alat yang kuat dalam strategi pemasaran, terutama melalui platform media sosial. Konsep ini menggambarkan perasaan takut ketinggalan kesempatan atau pengalaman yang orang lain nikmati. Sekolah Islam Al Islah Surabaya dapat memanfaatkan FOMO sebagai bagian dari strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah pendaftaran siswa baru. Dengan pendekatan yang tepat, FOMO dapat menciptakan urgensi dan ketertarikan yang kuat pada calon siswa dan orang tua untuk segera mendaftar dan menjadi bagian dari komunitas sekolah.

Apa Itu FOMO dan Mengapa Penting untuk Pemasaran Sekolah?

Fear of Missing Out (FOMO) adalah fenomena psikologis di mana individu merasa cemas jika melewatkan suatu kesempatan atau pengalaman yang dianggap penting atau menyenangkan. Dalam konteks pemasaran sekolah, FOMO dapat diciptakan melalui konten yang menyoroti kesempatan istimewa, pengalaman unik, atau keunggulan yang hanya bisa diperoleh jika menjadi bagian dari Sekolah Islam Al Islah. Dengan menciptakan kesan bahwa mendaftar di sekolah ini adalah sebuah kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan, calon siswa dan orang tua akan terdorong untuk segera bertindak.

Strategi Pemanfaatan FOMO di Media Sosial

Untuk memanfaatkan FOMO secara efektif, Sekolah Islam Al Islah Surabaya dapat memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  1. Menampilkan Keunggulan yang Eksklusif
    Konten yang menunjukkan keunggulan eksklusif Sekolah Islam Al Islah,
    seperti program pendidikan unggulan, kegiatan ekstrakurikuler yang unik,
    atau fasilitas modern, dapat menimbulkan perasaan FOMO. Menggunakan
    visual yang menarik dan testimoni dari siswa maupun alumni dapat
    memperkuat pesan bahwa menjadi bagian dari sekolah ini adalah
    kesempatan yang luar biasa.
  1. Menggunakan Teknik Pengumuman Waktu Terbatas
    Mengumumkan batas waktu pendaftaran yang terbatas, diskon biaya
    pendidikan, atau program beasiswa dengan waktu yang singkat dapat
    menciptakan rasa urgensi. Teknik ini akan memicu FOMO karena calon
    siswa dan orang tua akan merasa takut kehilangan kesempatan yang hanya
    tersedia dalam waktu singkat.
  2. Mempromosikan Event Khusus untuk Calon Siswa Baru
    Mengadakan webinar atau virtual open house khusus untuk calon siswa baru
    dan mempromosikannya di media sosial dapat menambah daya tarik
    pendaftaran. Pastikan acara tersebut dipasarkan sebagai kesempatan
    eksklusif yang tidak boleh dilewatkan, sehingga calon siswa dan orang tua
    merasa terdorong untuk ikut serta.
  3. Menonjolkan Prestasi dan Kegiatan Siswa di Media Sosial
    Menampilkan pencapaian siswa, kegiatan seru, dan pengalaman berharga
    yang dialami di Sekolah Islam Al Islah dapat membangkitkan keinginan
    calon siswa untuk merasakan hal yang sama. Konten ini dapat
    dipublikasikan secara konsisten di media sosial untuk membangun
    kesadaran dan rasa ingin menjadi bagian dari sekolah.
  4. Penggunaan Influencer atau Alumni Berpengaruh
    Menggandeng alumni atau influencer yang memiliki kedekatan dengan
    target audiens dapat memperkuat strategi FOMO. Dengan memanfaatkan
    testimoni dan cerita inspiratif mereka tentang pengalaman di sekolah, calon
    siswa dan orang tua akan semakin terdorong untuk mendaftar agar tidak
    melewatkan kesempatan yang sama.

Dampak Positif Pemanfaatan FOMO terhadap Pendaftaran Siswa Baru

Dengan menerapkan strategi berbasis FOMO, Sekolah Islam Al Islah dapat menciptakan efek domino yang meningkatkan minat dan pendaftaran siswa baru. Konten yang menarik dan menciptakan urgensi di media sosial dapat memperkuat daya tarik sekolah, meningkatkan engagement, dan akhirnya meningkatkan jumlah
pendaftar.
Efek FOMO juga memperkuat citra sekolah sebagai lembaga pendidikan yang kompetitif dan diminati banyak pihak. Keberhasilan strategi ini tidak hanya berujung pada peningkatan jumlah pendaftar, tetapi juga memperluas jangkauan sekolah di dunia digital, memperkuat reputasi, dan menarik minat dari komunitas
yang lebih luas.


Pemanfaatan konsep Fear of Missing Out (FOMO) di era digital menjadi salah satu strategi yang sangat relevan untuk menarik minat calon siswa dan orang tua. Melalui platform media sosial, Sekolah Islam Al Islah Surabaya dapat memaksimalkan FOMO untuk menciptakan rasa urgensi dan eksklusivitas yang mampu meningkatkan pendaftaran siswa baru. Dengan konten yang dirancang secara strategis, serta pemanfaatan waktu dan pengalaman yang tepat, sekolah dapat memperkuat posisinya sebagai pilihan utama di tengah persaingan pendidikan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat (pengmas) yang dilakukan oleh dosen-dosen dari Program Studi Manajemen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA). Inisiatif ini bertujuan untuk membantu Sekolah Islam Al Islah dalam merancang strategi pemasaran berbasis FOMO yang inovatif melalui media sosial, serta menjadi kontribusi nyata UNUSA dalam memajukan pendidikan di era digital.