Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Oki Safitri, memiliki kesempatan yang berharga untuk menjadi host podcast bersama dengan Nurul Riska Novita dalam wawancara salah satu program International Collaboration dengan UMK (Universiti Malaysia Kelantan). Pembicara dalam podcast ini yakni Dr. Asma, yang merupakan salah satu dosen di UMK yang bertugas sebagai PIC International Collaboration di Fakultas beliau. Kedatangannya beliau ke Indonesia lebih tepatnya di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya karena mengikuti suatu program bergengsi yang diadakan oleh UNUSA yaitu program BRAVE UNUSA 2023. Melalui program tersebut UNUSA mengundang mahasiswa-mahasiswa dari luar negeri untuk datang ke UNUSA.
Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital diberikan kesempatan untuk membuat acara seminar dan podcast. tema pembahasan dalam podcst tersebut yaitu International Collaboration: Does it Matter in spesifically Multicultural Education. “Dalam diskusi tersebut awalnya saya sebagai host lumayan kesulitan karena penguasaan bahasa Inggris yang masih tergolong pasif voice, namun ternyata Dr Asma mampu menguasai bahasa Indonesia Melayu dengan baik, sehingga dari sana lah obrolan santai dapat diwujudkan.” Ujar Oki Safitri.
Menurut Dr. Asma, Multicultural Education ini sangat dibutuhkan sekali dalam dunia Pendidikan, karena memberikan pembelajaran yang baik bagi para mahasiswa yang sedang menempuh Pendidikan di dalam maupun di luar negeri. Perbedaan budaya pasti ada dan sebagai mahasiswa harus bisa menghadapi hal tersebut dengan baik dan bijak. Kendala yang biasanya terjadi dan dialami oleh mahasiswa ketika study di luar negeri adalah pada penguasaan bahasa inggrisnya yang masih tergolong minim. Biasanya mahasiswa yang datang dari negari tertentu yang tidak begitu menguasai bahasa inggris akan lebih memilih untuk berteman dengan mahasiswa yang sama asalnya dan jarang bergaul dengan mahasiswa local. Dalam hal ini akan membuat mahasiswa tersebut kesulitan dalam pergaulan. Beberapa hal yang bisa dilakukan mengatasi hal itu adalah menciptakan atmosfer yang baru dengan belajar bahasa inggris lebih baik lagi, mencoba berbicara dengan bahasa inggris meskipun tidak fasih dan lancer, mencari tempat les dan harus benar-benar mempersiapkan diri sebelum akhirnya memutuskan untuk study luar negeri.
Dr. Asma menjelaskan hal itu sangat lengkap sekali dan mudah dipahami oleh mahasiswa. Podcast tersebut berjalan kurang lebih 15 menit dan akan di tayangkan di Youtube FEBTD UNUSA. Oki Safitri sangat bersyukur bisa mendapatkan pengalaman untuk melakukan podcast dengan orang Malaysia secara langsung. “Pengalaman yang sangat luar biasa sekali saya diberikan kesempatan mengobrol secara langsung dengan orang Malaysia dengan dua bahasa sekaligus dan tentunya mendapatkan ilmu yang luar biasa dari narasumber.” Pungkas Oki Safitri.
Komentar Terbaru