Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun literasi keuangan masyarakat melalui program pengabdian kepada masyarakat (pengmas) yang menyasar remaja sekolah. Tim KKN UNUSA 2025 yang terdiri dari dosen pembimbing Rizki Amalia Elfita, S.A., M.A., CSRS., bersama mahasiswa S1 Akuntansi Lailatul Hidayah dan Rahmat Maulana menggelar pelatihan Smart Money Management di Era Digital bagi siswa SMA Negeri 1 Bangsal, Mojokerto, pada 10 Juni 2025.

Literasi keuangan merupakan kemampuan untuk memahami dan mengelola keuangan pribadi dengan bijak, termasuk kemampuan membuat keputusan yang tepat dalam hal pengeluaran, tabungan, investasi, dan pengelolaan utang. Di era modern ini, literasi keuangan menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu, terutama generasi muda. Sekolah, khususnya melalui mata pelajaran Ekonomi di tingkat SMA.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa tentang pengelolaan keuangan pribadi, pentingnya menabung sejak dini, serta mengenali risiko penggunaan financial technology (fintech) secara bijak dan aman. Sebanyak 30 siswa kelas XI G mengikuti pelatihan dengan antusias. “Remaja saat ini mudah mengakses dompet digital, e-wallet, hingga pinjaman online, tetapi belum memahami risiko dan cara mengelola keuangan dengan benar. Inilah yang ingin kami perbaiki melalui pelatihan ini,” jelas Rizki Amalia Elfita selaku pemateri utama.

Kegiatan dibuka dengan pretest untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa. Hasil pretest menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memahami prinsip dasar literasi keuangan, dengan rata-rata nilai hanya 60. Hal ini menjadi dasar pentingnya intervensi edukasi yang lebih aplikatif. Materi disampaikan secara interaktif dengan mengajak siswa mengenali konsep literasi keuangan, cara menyusun anggaran dengan metode 50/30/20, membedakan kebutuhan dan keinginan, hingga memperkenalkan aplikasi pencatat keuangan digital. Selain itu, siswa juga mendapatkan wawasan tentang risiko perilaku konsumtif, pinjaman online ilegal, dan cara melindungi data pribadi finansial.

Yang menarik, pelatihan ini tidak hanya teori tetapi juga praktik langsung. Siswa diajak menyusun anggaran mingguan dengan uang saku Rp 200.000 menggunakan aplikasi Money Tracker. “Melalui praktik ini, siswa bisa merasakan langsung manfaat mencatat pemasukan dan pengeluaran secara teratur,” ungkap Lailatul Hidayah, mahasiswa KKN.

Rahmat Maulana, salah satu anggota tim KKN, juga menambahkan, “Kami berharap siswa tidak hanya memahami teorinya, tetapi juga bisa menerapkan kebiasaan mencatat keuangan setiap hari. Literasi keuangan bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk masa depan mereka.”

Hasil posttest setelah pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan dengan rata-rata nilai mencapai 87. Sebagian besar siswa mengaku termotivasi untuk mulai menabung dan lebih berhati hati dalam menggunakan aplikasi keuangan digital. Kegiatan ini sejalan dengan target literasi keuangan nasional yang dicanangkan OJK dan mendukung pencapaian SDGs bidang pendidikan
berkualitas dan pertumbuhan ekonomi inklusif. Diharapkan, pelatihan seperti ini dapat dilanjutkan di sekolah-sekolah lain untuk memperluas dampaknya.