Media sosial saat ini menjadi sebuah kebutuhan para manusia. Baik untuk berkomunikasi maupun untuk berpromosi. Bentuk promosi saat ini telah bergeser dari kategori Below The Line (BTL) menjadi Above The Line (ATL). Yang biasanya menggunakan media cetak melalui brosur atau iklan di media massa, saat ini telah menggunakan media digital seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan sejenisnya.

Yayasan Pendidikan Islam Al-Islah yang terletak di Gunung Anyar Surabaya, menaungi 5 lembaga pendidikan, yaitu Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Telah berdiri selama lebih dari 30 tahun, sistem pemasaran lembaga-lembaga pendidikan tersebut dinilai masih kurang maksimal, yang mana terlihat dari asal murid yang masih berasal dari sekitar YPI Al-Islah. Padahal sebagai sebuah sekolah yang matang umurnya, diharapkan siswa yang bersekolah di Al-Islah bukan hanya yang tinggal di sekitar sekolah, tetapi juga berasal dari daerah yang lebih jauh lagi, setidaknya mungkin 10 km dari sekolah.

Rachma Rizqina Mardhotillah, S.T., M.MT., dosen manajemen FEBTD UNUSA, melihat fenomena menarik tersebut dan tergerak untuk melakukan pengabdian masyarakat di YPI Al-Islah untuk menciptakan sistem pemasaran yang lebih modern seperti melalui media sosial. Rachma dan tim berusaha mengajak para pengurus yayasan dan tim pemasaran Al-Islah untuk lebih memanfaatkan media sosial sebagai media promosi.

Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Melalui Zoom

Bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah dengan cara pelatihan melalui zoom yang diikuti oleh Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al-Islah dan tim pemasaran lembaga tersebut. Diharapkan dengan dilakukannya pengabdian masyarakat ini, mampu memberikan pengetahuan bagi para tim pemasaran, agar lebih giat lagi menggunakan media sosial sebagai media promosi. Sehingga, target yang diharapkan oleh yayasan pun bisa tercapai. (*rrm)